Dulu pas kecil gua membayangkan bagaimana rasanya kalau gua udah kerja. Dan gua bertanya-tanya, "pekerjaan kayak mana nantinya, yak?". Dan dulu salah satunya gua berharap untuk bekerja di kantor-kantor biar keliatan kayak orang sukses, pakai jas dan bawa tas. Walaupun jauh dari cita-cita gua saat itu.
Juni 2023, gua lulus dari SMK. Pada saat bulan Agustus 2023, gua mencoba melamar kerja di tempat yang gak jauh dari rumah gua, dan keterima. Waktu itu gua melamar sebagai helper dan staff cleaning, yaa staff cleaning. Saat itu gua belum memilih-milih pekerjaan, karena gua baru aja lulus dari SMK, fuck gengsi.
Tempat kerjanya itu cafe dan restaurant. Pas hari pertama gua baru masuk, gua disuruh datang ke alamat yang berbeda dengan lokasi cafe itu. 3 jam pertama gua disuruh sapu dan nge-pel 4 lantai. Dan saat itu gua mikir "tailah, besok gua kabur ajalah". Dan ternyata ada miss komunikasi. Mungkin karena gua ada bilang staff cleaning makanya gua disuruh sapu pel sama staff sana. Dan ternyata tempat itu adalah kantor dari cafe tersebut. Setelah itu gua dibawa ke lokasi cafe-nya. Dan sesampainya di sana... gua bingung mau ngapain. Hari kedua gua bekerja, gua full bantu cleaning, cuci piring, lap jendela, sikat kerak di lantai, dll. Keesokan harinya gua di-training menjadi waitress. Kalau gak salah, saat hari kelima gua malah menjadi tukang bangunan. Gua dan supir cafe tersebut dioper ke cabang yang ada di Bintaro untuk bantuin finishing renovasi. Seharian full nge-compound, ngecat dan ngamplas tembok. Gua waktu itu balik sampai jam 2 malam.
Gak lama kemudian, pekerjaan gua saat itu sudah full helper, dan udah gak ada tanggung jawab sebagai cleaning service-nya, karena kebersihan cafe jadi tanggung jawab semua staff. Gua direkomendasikan oleh Bos gua untuk menjadi staff kitchen, walaupun pada akhirnya gua juga bekerja mobile sebagai staff server dan kitchen, tergantung situasi. Dan setelah Desember 2023, Bos gua ingin membuka usaha baru, yaitu makanan To Go. Gua ditunjuk untuk menjadi salah satu karyawan diusaha barunya itu. Gua di-training untuk bisa membuat aneka minuman kopi, teh dan soda. Juga ditraining untuk bisa membuat menu masakannya. Banyak ilmu yang gua serap, melakukan eksperiment bikin minuman dan makanan. Dan baru beberapa minggu saat semuanya sudah siapa, usaha itu dibatalkan/beralih ke konsep lain. Dan gua pun kembali ke kerjaan pada biasanya. Beberapa bulan semuanya berjalan biasa saja.
Di blog ini gua bakal bagikan 3 kasus yang WOW di tempat kerja gua saat gua Masih bekerja:
Pertama, saat sekitar 1 bulan gua masuk kerja, ada rekan kerja gua dari cabang lain yang ingin resign, dan akhirnya anak-anak diundang ke sana untuk perpisahan. Gua gak terkejut kalau di acara itu ada beberapa yang mabok-mabokan. Ok, skip bagian ini, langsung ke intinya. Saat ingin balik dari cafe cabang itu (Bintaro) sekitar jam 2 malam, gua pulang bertiga, gua, rekan 1 (Fikri) dan rekan 2 (sebut saja Ira). Fikri rumahnya tidak terlalu jauh dari cafe itu, akan tetapi gua menemaninya bersama Ira dikarenakan motor dia rusak. Yang seharusnya gua balik cuma berdua dengan si Ira akhirnya kita anterin FIkri yang motornya rusak ke rumahnya. Fikri dan Ira mereka mabok. Fikri dan Ira membawa motor si Ira dan berboncengan dengannya (Fikri yang boncengin Ira). Sedangkan gua membawa motor si Fikri yang rusak dan mereka yang berboncengan stut motor yang gua bawa. Saat di perjalanan si Fikri nanya ke gua dengan pertanyaan yang berulang terus menerus, "Lang, besok lu libur, ya?". Dan berkali-kali gua jawab "Iya". Gua mikir "Wajarlah dia nanya begitu terus, 'kan lagi mabok". Nah, udah sampe tuh di kosan Fikri yang rumahnya gak terlalu jauh. Saat sampai di sana si Fikri ngomong ke gua "Lang, mending lu nginep di kosan gua, dah. Besok 'kan lu libur". Dan gua nolak, karena kalau gua nginep, besoknya pas balik pasti bakal ada ongkos balik untuk ojek, nah mumpung gua ada barengan yaitu si Ira yang rumahnya di Kalideres deketan sama gua, mending malem itu gua langsung balik bareng Ira. Actionnya di sini nih. Saat setelah berangkat dari kosan si Fikri, gua 'kan balik bareng si Ira dan berboncengan dengannya, gua yang bawa motornya. Di tengah perjalanan pas jalanan sepi... si Ira megang-megang TITIT gua, anjing. Pantes aja si Fikri nyaranin gua buat nginep di kosannya, ternyata pas dia stut motor yang gua bawa itu, TITIT dia juga digrepe ama si Ira. Emang, babilah, si Fikri kenapa gak ngomong dengan jelas ke gua biar gua nginep di kosannya aja. Di tengah perjalanan si Ira 'kan masih mabok, dia megang titit gua dan menyenderkan kepalanya ke bahu gua. Sontak gua ngomong ke dia "Lu jangan jadi gay ngapa, bangsat!" Dan gua nutupin anu gua pake tas biar dia gak bisa megang anu gua. Rasanya pengen gua turunin itu orang, tapi dia yang punya motor. Pas gua udah nutupin anu gua dengan tas dan tangan gua, gua udah agak merasa aman. Dari Ciledug sampai Cipondoh dah amanlah. Pantes aja si Fikri aneh, gua kira anehnya karena mabok, ternyata karena ketakutan ama si Ira yang jomok.
Kedua, selang beberapa bulan dari cerita pertama. Ini 11-12 kasusnya kayak yang cerita pertama, cuma beda orang dan lebih parah. Jadi di tempat kerja gua ini ada 2 orang yang belok. Satu si Ira (nama samaran) dan Edi (nama samaran). Jadi, si Edi ini emang rada belok, dari rambutnya yang panjang dan sifatnya yang boti. Gua dan temen kerja gua agak curiga kalau dia pacaran sesama jenis, karena di HP si Edi ini ada tulisan "Love Zidan", dan Zidan itu nama laki. BTW, si Edi orangnya baik, dia juga sering jajanin gua dan pijitin gua kalau lagi di tempat kerja. Langsung ke cerita kasusnya. Jadi di hari minggu yang seharusnya kerja di kitchen ada 4 orang jadi ada 3 orang, dikarenakan si Edi izin sakit (si Edi ini 1 divisi sama gua, yaitu kitchen). Nah, dia 'kan izinnya sakit ya ke bos gua, saat waktu maghrib dan keadaan kitchen lagi banyak orderan, tiba-tiba si Edi ini telepon head kitchen gua yaitu Ray, dan dia minta tolong ke Ray. Gua dan Ray khawatir dong, yaudah gua dan Rahmat mengizinkan si Ray untuk menjenguk ke kos'an si Edi yang izin sakit ini, karena takut kenapa-napa, karena si Edi juga cuma tinggal sendirian. FYI, tempat kerja gua berada di Ruko bagian Food City, Green Lake City, Tangerang. Dan kos'an si Edi berada tak jauh dari lokasi ruko (Gondrong), tinggal keluar Green Lake City sudah sampai. Balik ke cerita, selang sekitar 30 menit Ray kembali ke kitchen dengan ekspresi marah dan teriak "lu Tau gak? Si Edi ngentot sama laki!", gua spontan ketawa ngakak dan rekan gua Rahmat kaget. Taunya si Edi ini dia gak sakit, dia sudah janjian dengan cowok untuk melakukan hal mesum sesama jenis dan digrebek warga. Si Ray itu ternyata diminta tolong si Edi untuk mewakilinya (semacam wakil keluarga). Si Edi diusir dari kos'anya yang berlokasi di Gondrong. Dan si Edi ditahan semalaman oleh polisi, Ray dan Pak Agus (supervisor cafe) mengurusnya di polisi saat malam itu juga. Gua, bos gua dan seluruh rekan kerja kaget. Keesokan harinya kita seluruh staff cafe bergotong royong memindahkan barang-barang Edi dari kos'an tempat dia diusir ke kos'an baru dia menggunakan mobil cafe.
Ketiga, ini kasus besar yang lebih parah lagi, sampai sangat viral di sosial media. Kalian tau kasus Agus Sedih? Yang ini.
Ya, korban dan pelaku adalah rekan kerja gua, kejadian awalnya ada di kitchen tempat gua kerja dan ada gua. Gua pengen ceritain kasusnya tapi terlalu panjang jadinya males ngetik, kalian tonton aja tuh kronoligi kasusnya. Ambil cerita dari sudut panjang gua aja, ya. Jadi singkatnya gini, keadaan cafe lagi lumayan ramai, si Aji (Pelaku penyiraman air keras) beberapa kali salah saat itu, salah kirim makanan yang gua dan tim gua masak hingga salah input orderan. Saat itu dia agak kesel karena emang dia orangnya temperamental, di sana dia gedor-gedor pintu kitchen, mungkin untuk meluapkan emosinya sendiri. Di sini gua gak mau jelek-jelekin orang lain, jadi skip saja sampai malam kejadian. Saat hari minggu malam senin, Agus (supervisor cafe) pulang karena memang sudah jam-nya. Sebelum balik dia sempat cerita ke anak-anak yang preparean closing kalau dia melihat hantu/sosok bayangin putih di tangga menuju lantai 3 cafe. Selang beberapa menit dia pamit pulang, dan saat itu gua ledekin "Hayuluh Pak, nanti balik lewat mana?" Soalnya kemarin Agus mendapat ancaman dari Aji setelah mereka adu mulut. Nah, saat Agus pulang, gua yang lagi cuci piring di kitchen dibilangin "Lang, lu tau rumah Pak Agus, 'kan?" Gua jawab "Iya, emang kenapa?" Taunya bos gua menelepon cafe setelah dia mendapat kabar dari istrinya kalau Agus dan Istrinya disiram air keras setelah pergi menuju rumahnya dari cafe. Ketakutan dari candaan gua jadi nyata. Setelah closingan, saat itu juga kita seluruh staff cafe ke rumah sakit tempat Agus dibawa. Cerita ketiga sampai sini saja, malaupun masih panjang.
Ini adalah pengalaman pertama gua kerja fulltime. Gua dapat banyak pelajaran penting dari sini.