
Sejak kecil gua kurang suka dengan buku yang isi di dalamnya tanpa gambar, karena kurang menarik aja, yaa namanya juga bocah. Karena hal itu gua jadi kurang suka baca buku seperti novel, majalah dan sejenisnya. Apalagi saat liat halamannya yang banyak, liatnya aja udah ngerasa bakal males baca.
Saat gua di kelas 2 SMP ada rutinitas untuk baca novel tiap minggunya, tentu saja itu bagian dari tugas yang guru kasih. Jadi tugasnya adalah membaca novel selama 20 menit, dan nanti halaman novel yang baru saja kita baca kita rangkum dan ditulis di kertas, juga kalau mau nilai plus kita bisa tulis juga kesimpulannya. Buku novel yang gua punya berjudul The Feelings karya Vanillametzy. Tentu saja saat itu gua kurang suka dengan buku novel karena tidak adanya gambar. Jadi yaa... gua cuma asal nulis aja dan juga gak benar-benar membacanya.
Gua mulai tertarik dengan buku novel baru-baru ini. Singkat cerita, gua berdua dengan teman gua pergi ke sebuah toko buku bernama Gramedia. Awal niat gua ke toko buku itu adalah untuk membeli buku komik berjudul Sakamoto Days volume 3 dan 4. Seperti kebanyakan orang di perpustakaan dan toko buku, gua iseng lihat-lihat buku, dari berbagai jenis buku dan genre. Dan pada akhirnya gua menemukan buku berjudul Funiculi Funicula karya Toshikazu Kawaguchi. Karena gua suka visual dari sampul bukunya akhirnya gua membeli buku itu. Gua langsung membeli 2 sekuel dari judul tersebut, yaitu Funiculi Funicula: Before the Coffee Get Cold, dan Funiculi Funicula: Before Your Memory Fades.
Tujuan gua menulis blog kali ini adalah untuk me-review buku novel yang pertama kali gua selesai'in, yaitu buku novel berjudul Funiculi Funicula: Before the Coffee Get Cold. Genre dari buku ini adalah drama, misterius dan fiksi. Tentang sebuah kafe di bawah tanah yang memiliki urban legend bahwa kafe tersebut bisa membawa seseorang menjelajahi waktu. Jika seseorang ingin kembali ke masa lalu, ia harus menjalankan peraturan-peraturan rumit. Salah satu peraturannya adalah "sebelum kopi-nya dingin." Jadi jika seseorang kembali ke masa lalu, ada batasan waktu, yaitu kopi-nya. Seorang pelayan akan menuangkan kopi panas di cangkir, kopi inilah yang akan menjadi waktu atau batasan seseorang yang kembali ke masa lalu. Dan harus duduk di tempat khusus. Tentu saja masih ada peraturan lainnya yang merepotkan.
Ada 4 halaman cerita dalam 1 buku yang berjudul: Kekasih (seorang wanita yang ingin berbaikan dengan kekasihnya), Suami-Istri (seorang perawat yang ingin membaca surat dari suaminya yang tak kunjung sampai di tangannya), Kakak-Adik (seorang kakak yang ingin melihat adiknya untuk terakhir kali), Ibu dan Anak (seorang ibu yang ingin menemui anaknya yang takkan mengenalinya). Semua cerita tersebut berurutan dan menyambung. Untuk karakternya ada sekitar 12 pemeran. Dan ada salah satu karakter misterius yang detailnya tidak begitu diceritakan, yaitu perempuan bergaun putih yang selalu duduk di tempat yang sama setiap saat. Perempuan bergaun putih itu selalu duduk di tempat yang sama sambil membaca novel. Ia disebut-sebut sebagai hantu. Dan dia hanya akan pergi dari tempat duduknya jika dia pergi ke toilet. Dikatakan jika perempuan bergaun putih ini berubah menjadi hantu karena ia melanggar peraturan saat menjelajahi waktu. Simplenya gini, perempuan itu kembali ke masa lalu untuk menemui suaminya yang sudah tiada, karena kebawa suasana, perempuan itu membiarkan kopi-nya dingin, tentu saja dia melanggar peraturan, dan berubahlah dia menjadi hantu, itulah resikonya jika membiarkan kopi-nya dingin. Yaa, inti cerita dari buku novel ini adalah orang-orang yang ingin menjelajahi waktu dengan berbagai alasan tertentu. Ke masa lalu atau masa depan, apa pun yang mereka lakukan takkan mengubah takdir, ini juga salah satu bagian dari peraturannya. Jika tidak mengubah takdir, untuk apa gunanya kembali ke masa lalu?
Dari segi cerita, menurut gua ini 'layak' lah untuk dibaca saat kita menghabiskan waktu. Sayangnya latar belakang pendiri dan penerus kafe ini tidak diceritakan, masih agak samar-samar atau misteriuslah, mungkin akan diceritakan di sekuel selanjutnya. Yah, untuk segi ceritanya tidak monoton tapi masih bisa ketebak sama gua, walaupun agak sedikit mengecohkan. Dan gua bakal baca kelanjutannya yang berjudul Funiculi Funicula: Before Your Memory Fades. Mungkin untuk selanjutnya gua gak akan buat review kayak gini, gua me-review ini karena ini adalah novel pertama yang gua selesai'in. Dan gua nyelesai'in baca'an ini selama 29 hari di saat-saat kesibukan gua, dari tanggal 24 April 2024.
Omong-omong, gua orangnya kurang tertarik dengan Time Traveler, yaa karena paradoks yang masuk akal. Apa lagi untuk ke masa lalu, menurut gua kita takkan bisa ke masa lalu, akan tetapi bisa ke masa depan. H3h3 :)